Tuesday, March 9, 2010

Hidup adalah anugerah Tuhan / Di bawah titik nadir

(YOGYAKARTA, INDONESIA, SENIN, 7 September 2009)
Ada masa kesukaran, kegagalan dan kegundahan datang
Ada masa butuh waktu beberapa saat untuk menerima semuanya
Menerima masa-masa kegagalan
Menerima masa-masa kesukaran
Menerima masa-masa kegundahan
Ada masa berada dibawah titik nadir kehidupan
Semua menjadi gelap
Lebih gelap dari pekatnya malam

Ada masa terjerembab
Terjerembab dalam sedih dan pedih
Yang rasa-rasanya tak berujung
Ada masa air mata mengalir tanpa henti
Pedihnya hati yang tak terungkapkan
Pikiran kacau balau, hati gundah gulana
Segala yang ada padamu melayang
Untuk melepaskan segala marah dan gundahmu

Ada keadaan
Keadaan ketika belum pernah kamu alami sebelumnya
Rasa cinta yang tak pernah terjadi sebegitu dalam
Rasa marah yang belum pernah semurka itu
Ada masa ketika hati begitu hancur
Hancur menjadi serpihan-serpihan kecil

Ada masa begitu frustrasi
Sekeliling seperti tak ada jalan keluar
Yang ada hanya pedih, duka, gundah dan kecewa
Luka di hati begitu dalam, tak terobati

Ada masa ketika hati begitu pahit
Pahit menerima realita hidup
Pahit dengan segala derita dan air mata
Pahit dengan segala penghianatan dan kegagalan
Sebegitu pahitnya
Sehingga mengutuki hari kelahiran
Dan tiap nafas kehidupan yang masih terhembus
Mengutuki Sang Khalik yang telah bermurah hati memberi hidup
Mengutuki segala yang terbaik yang telah diberi dalam hidup

Ada masa, ketika merasa menjadi orang yang termalang di dunia
Tak melihat sesuatu yang layak disyukuri dalam hidupmu
Tak mengingat jika masih ada orang-orang yang mencintaimu
Bahkan Tuhan pun tak sedikit berempati

Pada titik nadirmu
Ketika marahmu menuntut keadilan
Ketika hatimu meluap
Memperjuangkan rasa dan asamu
Ketika menembus titik nadirmu
Dan Tuhan bukan lagi tempat berharap
Tuhan bukan lagi sandaranmua
Dan mulai menjejakkan kaki seorang diri
Merasa hanya dirimu yang mampu mengobati lukamu
Merasa jari jemarimu sendiri yang sanggup menjalin serpihan-serpihan hatimu
Merasa sanggup menapaki hari-hari yang rapuh
Ketika hanya tanganmu yang dapat menghapus air matamu
Dan tak ada lagi harapan yang tersisa untuk penciptamu
Ketika menyudahi semuanya itu
Dan memutuskan untuk sendiri menapaki hidup yang tersisa

Di bawah titik nadir
Ketika tak ada lagi tempatmu berharap
Ketika kau putuskan untuk tak lagi menaruh harap
Tak lagi menuntut keadilan
Kepada apapun atau siapapun....termasuk Tuhan

Di bawah titik nadir
Ketika kau coba melupakanNya
Kau tepis DIA dari hidupmu
Ketika kau begitu membenciNYA
Begitu kecewa dan pahit hati kepadaNYA

Di bawah titik nadir
Ketika kau berusaha menjauh dariNYA
Mencoba melupakan semua tentangNYA
Di bawah titik nadir
Ketika kau menyuarakan isi hati terdalammu
Ketika kau menuntut tanggung jawab penciptamu
Ketika kau mengajukan perkaramu

Di bawah titik nadir
Ketika hatimu menjadi beku
Dan tak ada rasa dan harap yang kau sisakan
Tak juga kepada Tuhan
Di bawah titik nadir
Ketika semua pembelaan dirimu kau ajukan
Ketika merasa tak ada dosa yang sebegitu besar kau lakukan
Dibanding kefasikan dunia
Ketika mengingatkan Tuhan, belum pernah meminta
Sesuatu yang terlalu besar untuk hidupmu
Tak meminta kekayaan, kekuasaan ataupun kehormatan
Merasa tak ada yang begitu besar yang telah diberikan Tuhan untukmu

Ketika menguraikan fakta-fakta
Betapa hidup yang kau jalani penuh dengan kekurangan dan penderitaan
Betapa banyak doa-doa sederhana yang dijawab tidak
Ketika untuk makan dan minum
Engkau berjuang berpeluh
Engkau berdoa dan meratap, memohon dan mengemis
Bahkan ketika hal itupun tak dikabulkan Tuhan
Ketika atas nasi garam dan cabe pun
Hatimu mengucap syukur tak terhingga pada Tuhan
Ketika seakan-akan Tuhan lupa dengan itu semua

Di bawah titik nadir
Ketika akal sehat dan hati nuranimu tahu
Bahwa tak ada derita, tak ada kesulitan hidup
Bahkan dosa-dosamu sekalipun
Tak dapat melepaskanmu dari tangan Sang Penjunan
Ketika kau melepaskan pegangan tanganmu
Kau berlari sekuat tenaga
Dan kau mendapati bahwa lengan kuat yang terentang itu
Sedang menatangmu
Dan tangan yang membawa kesembuhan itu memegang erat tanganmu
Bahkan ketika kau melepaskanNya

Ketika kau mendapati bahwa
Engkau boleh mengingkari semua
Engkau boleh kalut dengan masa lalumu
Engkau boleh tertekan dengan hidupmu
Engkau boleh kehilangan dan menghilangkan semua pengharapanmu
Tapi satu hal, bahwa TUHAN tidak pernah menyerah kepadamu
Dan TUHAN tidak pernah sanggup meninggalkanmu
Ketika dalam hati kecilmu, kau tahu
Bahwa ada ruang yang tak dapat hilang
Ada ruang hati yang tak tergantikan oleh apapun dan siapapun
Ketika hati kecilmu tahu
Bahwa sebenarnya tak pernah sanggup kau meninggalkanNYA
Dan hatimu berduka atas semua sumpah, kutuk dan keluh kesah
Yang telanjur terucap

Ketika, you know for sure, everything can change but God never
Everything you can deny except one thing
That Jesus is your savior and He lives forever in you
He reign in your heart

Di bawah titik nadir
Ketika hatimu berteriak "I Love YOU, JESUS more than everything.
I love YOU JESUS like I never done before."

(Ditulis sesuai dengan aslinya)

No comments:

Post a Comment